Kamis, 25 Juni 2009

Kawasan Pesisir Pantai Tabanio....

Indonesia merupakan negara maritim yang luas, dan salah satu kawasan perairan yang memiliki banyak potensi adalah kawasan pantai. Daerah pantai adalah tempat bertemunya antara daratan dengan laut, yang mempunyai relief curam atau datar sepanjang garis pantai. Sedangkan yang dimaksud dengan garis pantai adalah garis yang dibentuk oleh pertemuan antara daratan dan permukaan air laut rata-rata dari ketinggian pasang surut air laut. Permasalahan yang banyak dialami oleh kawasan pesisir di Indonesia adalah semakin menyempitnya garis pantai akibat peristiwa abrasi. Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai oleh gerusan ombak karena naiknya permukaan air laut.
Permasalah abrasi ini pula yang terjadi di kawasan pesisir pantai Desa Tabanio Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, yang berkoordinat 3° 45' 0" selatan, 114° 37' 0" timur. Abrasi pantai tersebut diperkirakan telah mencapai 50 meter. Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk sekitar pantai, diketahui bahwa abrasi terparah terjadi pada tanggal 15 Desember 2008 dimana air pasang mencapai pemukiman penduduk, dan ketika surut meninggalkan sisa-sisa lumpur di rumah-rumah penduduk, ketika itulah garis pantai desa Tabanio berkuran secara drastis. Diperkirakan abrasi yang terjadi di pantai tabanio mencapai 5m/th.















Abrasi pantai tidak hanya membuat garis pantai menjadi semakin sempit, tapi bila dibiarkan akibatnya bisa lebih berbahaya, seperti hilangnya tempat tinggal & mata pencaharian, berkurangnya jenis vegetasi yang ada. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dapat dibuat siring di sepanjang garis pantai, dengan adanya siring, ombak yang datang akan tertahan, namun jika pembuatan siring dirasa belum cukup efektif, dapat dilakukan penanaman hutan bakau. Hutan bakau dapat menahan abrasi lebih lama dibandingkan dengan siring. Namun usaha pencegahan ini tidak akan terlaksana tanpa campur tangan warga sekitar. Di desa Tabanio, bahan-bahan untuk pembuatan siring telah tersedia, namun karena kurangnya kepedulian warga terhadap lingkungannya, sampai saat ini siring belum juga terbangun, hal ini juga terlihat dari kedaan pantai yang begitu kotor oleh ranting-ranting yang terbawa arus, diakui warga bahwa gotong-royong untuk membersihkan pantai hanya dilakukan setahun sekali, yaitu sebelum diadakan pesta pantai. Oleh karena itu diharapkan kepada Pemerintah atau Instansi terkait agar dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya usaha untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Adapun jenis-jenis vegetasi yang ada di pantai Tabanio adalah kirinyu (Euphatorium sp.), karamunting (Melastoma candidum D.), tapak liman (Elepanthopus scaber) , legundi (Vitex trifolia L.), jarak wulung (Jatropa gossyfolia), terong (Solanum indicum), putri malu (Mimosa pudica), orok-orok, kembang kentut, jamur,rumput-rumputan dan beberapa spesies yang tak dikenal. Sedangkan jenis hewan yang ada diantaranya adalah semut, serangga, ulat, kupu-kupu, belalang, jangkrik, burung, laba-laba dan siput. Penentuan vegetasi daerah pantai ini dilakukan dengan metode plot berpetak tunggal , yaitu dengan cara membentangkan tali sepanjang 4x4 m di pesisir pantai yang terdapat vegetasi tumbuhan kemudian dianalisis jenis dan jumlah vegetasi yang ada.


Keterangan Gambar: a.Legundi (Vitex trifolia L.), b.Jarak wulung (Jatropa gossyfolia), c.Kirinyu (Euphatorium sp.), d.Tapak liman (Elepanthopus scaber), e.Terong (Solanum indicum), f.Karamunting (Melastoma candidum D.)
Banyak indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keadaan di pesisir pantai Tabanio, terutama parameter lingkungan sekitar. Parameter-parameter tersebut dapat diukur di daerah kering serta di daerah basah.Pada pengukuran parameter di daerah kering diperoleh data yaitu kelembapan tanahnya sebesar 59%; pH tanah 6,1 dengan menggunakan alat soil tester dan suhu udara sebesar 27­­0C dengan menggunakan termometer. Sedangkan untuk parameter di daerah basah diperoleh data kekeruhan 12,5 cm; pH air 8; pH tanah 5,2; suhu air 290C; suhu udara 250C, dan kelembapan tanah sebesar 100%.
Dari data yang telah terkumpul, dapat diketahui bahwa sebenarnya banyak potensi kawasan pesisir pantai yang dapat di kembangkan. Misalnya dengan mengembangkan jenis vegetasi berkhasiat obat yang ada di kawasan pantai itu sendiri, seperti tumbuhan Legundi (Vitex trifolia L.) yang bermanfaat untuk mengobati batuk kering, beri-beri, kurap, obat cacing, TBC, serta tumbuhan karamunting (Melastoma candida D.) yang bermanfaat untuk mengobati, disentri, cacar, kejang perut, sakit gigi dan diare yang pada umumnya memang banyak di derita oleh penduduk sekitar pantai karena kurangnya persediaan air bersih. Pembersihan pantai secara rutin juga dapat dilakukan agar pantai menjadi bersih dan layak untuk dikunjungi, sehingga dapat menambah penghasilan warga di sekitar pantai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar