Kamis, 11 Agustus 2011

Mikroteknik - Metode Alizarin ^^

Praktikumku ^^
Salah satu praktikum yang berkesan buatku adalah praktikum Mikroteknik untuk Metode Alizarin,, berikut hasilnya:

Praktikum kali ini berjudul “Pewarnaan Tulang dengan Metode Alizarin”. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal tahap-tahap pembuatan, bahan dan alat untuk praktikum teknik pewarnaan tulang dengan metode alizarin. Metode alizarin adalah metode mikroteknik yang digunakan untuk mengetahui pembentukan tulang pada embrio atau untuk mendeteksi proses kalsifikasi pada tulang embrio. Kalsifikasi merupakan proses pengendapan garam-garam kalsium dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami osifikasi atau pengendapan matriks oleh osteoblast.

Menurut Sylar (2008), metode Alizarin red merupakan suatu metode untuk mengetahui pembentukan tulang pada embrio atau untuk mendeteksi proses kalsifikasi pada tulang embrio. Tulang yang diwarnai dengan Alizarin Red akan berwarna merah tua, yang menandakan bahwa tulang tersebut telah mengalami kalsifikasi. Warna merah tua terbentuk karena zat warna yang diberikan terikat oleh kalsium pada matriks tulang.

Larutan-larutan yang digunakan pada praktikum ini meliputi KOH 1%, alkohol 70%, larutan alizarin, larutan penjernih I, larutan penjernih II, gliserin murni dan timol, masing-masing larutan tersebut memiliki fungsi tersendiri. Larutan KOH befungsi sebagai penjernih, yaitu berperan untuk menjernihkan otot-otot yang ada pada anak mencit hingga pada akhirnya tulang dapat terlihat dengan jelas. Alkohol 70% berfungsi sebagai fiksatif yang berperan dalam proses fiksasi yaitu menghentikan metabolisme sel agar nantinya di dapat sediaan yang keadaannya sama atau tidak jauh berbeda dengan kondisi awalnya. Larutan alizarin digunakan untuk mewarnai skeleton hingga berwarna merah atau ungu. Larutan penjernih I dan II berfungsi untuk mengurangi kelebihan zat pewarna yang masuk ke dalam jaringan otot sehingga otot menjadi tampak jernih dan transparan. Gliserin digunakan sebagai media penyimpanan, sedangkan timol digunakan sebagai larutan pengawet yang mempertahankan keberadaan larutan dalam jaringan sediaan tulang anak mencit.

Berikut hasil Praktikum metode Alizarin ^^
Pewarnaan sediaan tulang dengan metode alizarin ini pada prosesnya perlu dilakukan eviserasi yaitu pengeluaran isi perut dari anak mencit agar pengamatan tulang pada bagian ventral lebih mudah. Teknik pewarnaan tulang dengan metode alizarin ini menghasilkan tulang yang tampak jelas berwarna merah. Warna merah tersebut terbentuk karena zat warna alizarin terikat oleh kalsium pada matriks tulang. Hal ini berarti bahwa pada tulang anak mencit telah terjadi proses kalsifikasi yaitu pengendapan garam-garam kalsium dalam matriks. Dengan metode ini kita dapat mengetahui struktur skeleton pada anak mencit. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa bagian-bagian tulang dari anak mencit tersebut dapat terlihat jelas, meliputi tulang tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, tulang tangan dan kaki dari pangkal hingga ujung jari, dan tulang ekor.

Proses penulangan yang terlihat pada sediaan anak mencit yaitu vertebra, kosta, sternum dan ekstremitas terbentuk secara endokondral. Menurut Sylar (2008) penulangan diawali dengan masuknya pembuluh darah membawa bahan tulang (osein dan mineral) ke jaringan tulang rawan, hadirnya osteobalast kemudian disusul dengan hadirnya kondroblast yang meresap pada tulang yang sedang dirombak. Kondrosit menyusun diri menjadi jajaran lurus, disusul dengan masuknya bahan kapur dan mineral lain ke matriks. Tulang akan terdiri dari lapisan-lapisan (lamella) yang sebagian besar tersusun membentuk lingkaran membentuk system Harvers.

Sylar. 2008. Alizarin Red
http://syl4r.blogspot.com/2008/11/alizarin-red.html
Diakses tanggal 19 Desember 2010


#semoga bermanfaat ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar