Jumat, 12 Agustus 2011

Fitoremediasi Limbah Cair Tahu dengan Melati Air

prakata: ^^
Semester 6 kemaren saya dapat tugas bikin PKM tentang Bioremediasi, kebetulan lokasinya dapat di Pabrik tahu.... Berikut hasil singkatnya

FITOREMEDIASI LIMBAH CAIR TAHU DENGAN TANAMAN MELATI AIR (Echinodorus paleafolius) DI PABRIK TAHU MENTAOS, BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN

Tahu merupakan makanan tradisional sebagian besar masyarakat di Indonesia, yang digemari hampir seluruh lapisan masyarakat. Selain mengandung gizi yang baik, pembuatan tahu juga relatif murah dan sederhana. Rasanya enak serta harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Industri tahu saat ini telah menjadi salah satu industri rumah tangga yang tersebar luas baik di kota-kota besar maupun kecil.Dalam proses produksinya, industri tahu menghasilkan limbah cair dan padat. Limbah padat berupa ampas tahu umumnya telah dapat ditanggulangi dengan memanfaatkannya sebagai bahan pembuatan oncom dan bahan makanan ternak. Sebagian besar industri tahu mengalirkan langsung air limbahnya ke saluran-saluran pembuangan, sungai ataupun badan air penerima lainnya tanpa diolah terlebih dahulu, sehingga limbah cair yang dikeluarkan seringkali menjadi masalah bagi lingkungan sekitarnya (Rossiana, 2006).
Kemampuan tanaman air menjernihkan limbah cair akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian. Berbagai penemuan tentang hal tersebut telah dikemukakan oleh para peneliti, baik yang menyangkut proses terjadinya penjernihan limbah, maupun tingkat kemampuan beberapa jenis tanaman air. Hal tersebut antara lain dikemukakan oleh Stowell (2000), yang menyatakan bahwa tanaman air memiliki kemampuan secara umum untuk menetralisir komponen-komponen tertentu di dalam perairan, dan hal tersebut sangat bermanfaat dalam proses pengolahan limbah cair. Selanjutnya Suriawiria (2003), mengemukakan bahwa penataan tanaman air di dalam suatu bedengan-bedengan kecil dalam kolam pengolahan dapat berfungsi sebagai saringan hidup bagi limbah cair yang dilewatkan pada bedengan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan tanaman air untuk menyaring bahan-bahan yang larut di dalam limbah cair potensial untuk dijadikan bagian dari usaha pengolahan limbah cair.
Pada penelitian ini digunakan tanaman melati air, alasan penggunaan tanaman ini adalah karena tanaman melati air merupakan jenis yang mudah tumbuh bahkan umumnya melimpah di saluran saluran pembuangan limbah seperti selokan rumah tangga, kejadian makin suburnya suatu jenis perairan untuk dapat ditumbuhi berbagai tanaman disebut eutrofikasi. Keadaan ini memerlukan pembuktian ilmiah mengenai potensinya sebagai penyerap bahan pencemar.Usaha fitoremediasi limbah cair pabrik tahu dengan penggunaan tanaman melati air (Echinodorus paleafolius) merupakan suatu penelitian yang menarik dan penting untuk dilakukan. Pada penelitian ini, diduga melati air mampu digunakan sebagai fitoremediator yang mampu mendegradasi komponen organik pada air permukaan limbah yang ditampung pada kolam-kolam buatan yang dialirkan secara horisontal, sehingga akhirnya mampu menurunkan konsentrasi TSS, COD dan BOD limbah dan meningkatkan kualitas limbah cair pabrik tahu tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan konsep bioremediasi in situ, dimana limbah yang dihasilkan oleh pabrik langsung dialirkan ke kolam-kolam buatan kecil yang dibuat sepanjang kanal pembuangan limbah yang di dalamnya telah ditanami melati air. Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa kegiatan, yaitu pengukuran parameter limbah sebelum di remediasi, pembuatan kolam-kolam kecil serta perbanyakan dan penanaman melati air, dan pengukuran parameter limbah.
Pengukuran parameter awal meliputi:
  • Pengujian TSS (Total Suspended Solid)
  • Pengujian COD (Chemical Oxygen Demand)
  • Pengujian BOD (Biology Oxygen Demand)
Desain kolam penampungan limbah cair dibuat mengikuti desain lahan rawa buatan aliran horisontal (Brix, 1993 dalam Syafrani, 2007).
Desain kolam aliran horisontal dibuat sepanjang kanal pembuangan limbah cair, kolam dibuat dengan ukuran 1,5 x 0,5 m dan kedalaman 30 cm. Dalam sistem aliran horisontal, air limbah memasuki kolam melalui saluran atau pipa dari satu titik mengalir dalam kolam buatan, kemudian keluar dari titik di ujung kolam seperti pada Gambar 1. Perbanyakan tanaman melati air dilakukan melalui indukan yang kemudian diambil anakannya. Pada penelitian ini digunakan 20 buah indukan melati air yang ditanam pada pot-pot berisi tanah dan air, yang nantinya tunas atau anakan kemudian dipindahkan pada media tanam yang berbeda untuk ditumbuhkan dan diperbanyak kembali. Jika jumlah tanaman telah mencukupi, selanjutnya dilakukan penanaman melati air ke kolam buatan penampung limbah, dengan jumlah 5 tanaman/kolam dan jarak tanam 30 cm.

Pengukuran parameter limbah akhir dilakukan untuk mengetahui efek dari penanaman melati air terhadap kandungan limbah cair tahu, prosedur pelaksanaan pengukurannya sama dengan prosedur pengukuran parameter limbah awal berupa pengukuran TSS, COD dan BOD limbah. Hasil pengukuran akhir kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran awal, dari hasil perbandingan kemudian dapat diambil kesimpulan mengenai efek dari tanaman melati air dalam meremediasi limbah organik pada limbah cair pabrik tahu.

semoga bermanfaat ^^

1 komentar:

  1. Terima kasih sudah membagi pengalaman dan ilmunya... Saya terbantu dengan tulisan ini. :)

    BalasHapus